Namaku Liana, saat ini aku masih
kuliah disebuah perguruan tinggi di Kota Padang, sementara keluargaku
tinggal di Bandung. Sebagai seorang mahasiswa aku seharusnya memiliki
banyak teman, namun pada kenyataannya aku lebih sering menyendiri,
menghabiskan waktu luangku hanya didalam kamar kostku. Padahal menurut
teman-temanku aku termasuk seorang mudah bergaul dan seorang yang enak
untuk diajak bicara tapi entahlah aku sepertinya merasa tidak nyaman
dengan cara bergaul mereka.
Aku memang berasal dari keluarga yang
cukup berada, sehingga aku tak pernah kekurangan apapun dalam
keseharianku di perantauan. Satu bulan lalu aku baru saja berulang tahun
dan orang tuaku menghadiahi aku seperangkat computer yang kata mereka
bisa mempermudah aku dalam menyelesaikan berbagai macam tugas
kemahasiswaanku. Dan setengah dari anggapan mereka memang benar.
Setengahnya lagi, ternyata
komputer semakin membuatku asyik menyendiri di kamar menghabiskan waktu
berjam-jam hanya untuk menyelami dunia maya internet. Sejak saat itulah
akhinya aku mengenal seseorang yang memberiku banyak kebahagiaan
sekaligus penderitaan, yang menyebabkan kuliahku hancur berantakan dan
juga mengkandaskan harapan keluargaku agar aku bisa menjadi seseorang
yang dapat dibanggakan.
Chating saat ini seolah menjadi
bagian dari kehidupanku, awalnya aku hanya menjalani perkenalan biasa,
dari perkenalan-perkanalan itu aku mengenal seseorang bernama Murka,
nama yang biasa ia pakai saat chating, Murka memang membuat aku
kerajingan utnuk menelusuri lebih jauh dunia maya internet dan hal itu
menurut aku mambuat hidup menjadi terasa sangat nyaman dan asik.
Keasikan itu pula yang membuat
aku terseret lebih jauh, perangkat computer yang semakin canggih
memungkinkan aku untuk dapat mengekploitasi seluruh imajinasiku, dengan
perangangkat webcam aku mencoba tampil lebih berani, sekedar untuk
menggoda lawan jenisku dengan godaan-godaan erotisyang aku peragakan,
walau begitu aku tak pernah mau menampakan wajahku.
Hingga di sebuah kesempatan, aku
mendapatkan lawan chating yang juga menggunakan fasilitas webcam. Lawan
chatingku ternyata lebih berani dari aku, ia justru dengan polos
memamerkan alat fitalnya dan itu membuat nafasku terasa sesak, bukan
sesak karena malu namun sesak karena aliran darahku mendadak menjadi
cepat.
Dan ia juga yang akhirnya
membimbingku untuk melakukan hal yang sama.Awalnya aku malu, namun lama
kelamaan hasratku semakin memuncak, satu persatu pakaian yang melekat
terlepas dari tubuhku, tanganku bergerak mengikuti bimbingan atau
tepannya ajakan lawan chatingku untuk menyentuh bagian-bagian yang peka
dari tubuhku mulai dari mengelus, meraba bahkan secara tak sadar mulai
memasukan jariku pada bagian yang amat vital dari tubuhku.
Aku melenguh merasakan
kenikmatan yang seumur hidup baru aku rasakan sekarang, begitu juga
lawan mainku, ia melenguh seperti merasakan sesuatu yang nikmat saat
menyaksikan aku menggeliat, dan aku mulai membayangkan bukan jariku yang
saat itu terbenam, namun alat vital lawan chatingkulah yang bergerak
keluar masuk.
Sejak saat itulah aku meulai
kerajingan memuaskan hasratku di dunia maya, dan tetntu saja
keberanianku mengundang banyak laki-lakiyang ingin berchating ria
bersamaku. Dan entah kenapa hal itu mambuat aku merasa sangat bangga dan
puas, terlebih jika lawan chatingku mulai mengajaku untuk bertemu,
namun aku tak pernah mau menanggapinya.
Namun saat ini aku sedang
dilanda kegalauan yang luar biasa, ini menyangkut kuliahku yang sampai
tahun keenam belum juga dapat menyelesaikan pendidikanku. Dan hal ini
membuat keluargaku semakin curiga karena teman-teman seangakatanku telah
terlebih dulu lulus dan kembali kedaerahnya masing-masing, sementara
aku.....
Aku memang bertekad untuk
menghentikan kebiasaaku menjelajahi internet, namun semakin aku
tinggalkan semakin gelisah aku rasakan. Dan terus terang aku bingung
harus menjelaskan hal ini terhadap keluargaku aku takut mereka tak algi
mau menggapku sebagai bagiandari keluarga jika mereka tahu apa yang
sebenarnya kegiatan yang selama ini aku lakukan bahwa aku menjadi
semacam pelacur di dunia maya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar